Cerita Kecil Tentang si NPWP
Perkenalkan nama saya
Abdi. Ini tulisan pertama saya sejak berhenti menulis dua tahun lalu. Alasan
saya berhenti dari dunia “pernulisan” karena jempol saya terkilir ketika
bermain catur. Terdengar bercanda sih tapi percaya atau tidak itulah cerita
sebenarnya, take it or leave it. Hahaha. Let’s skip the appetizer, here is the
main course…
Awal bulan September tahun
2014 ini saya mulai bekerja di salah satu perusahaan besar yang bergerak di
bidang IT Consultant di kota Jakarta, sebut saja perusahaan A. Di hari pertama
masuk kerja, saya diharuskan mengisi beberapa data dan informasi personal, dan
salah satu informasi yang harus diberikan adalah Nomor Pokok Wajib Pajak atau
yang lebih dikenal dengan sebutan NPWP. Karena saya belum memiliki NPWP dan
belum pernah mengurusnya sebelumnya, saya meminta surat pengantar dari
perusahaan yang menyatakan kalau saya bekerja di perusahaan tersebut dan berniat
untuk membuat NPWP. Setahu saya kalau surat pengantar tersebut sangat
diperlukan bila berdomisili di kota yang berbeda dengan tempat bekerja
sekarang.